Anda Belum Login,
silakan login atau register ?
Login Register
Pilih Edisi
Pilih Edisi
background
Buka Bisnis Kuliner di Zaman Digital
Reksadana Jagoan Penghasil Cuan

background
Reksadana Pendapatan Tetap Prospektif jika Bunga Bank Turun Lagi
INVESTASI REKSADANA | 18 Mei 2020
Reksadana Pendapatan Tetap Prospektif jika Bunga Bank Turun Lagi

KONTAN.CO.ID - Jakarta

Ingin mendapatkan imbal hasil oke tapi ringan risiko? Reksadana pendapatan tetap bisa menjadi alternatif. Terutama bagi mereka yang ingin rutin berinvestasi tapi ingin pula dapat cuan lebih tinggi dari deposito.

Hanya, yang namanya investasi tetap memiliki risiko. Walau, risiko pendapatan tetap terbilang lebih minim ketimbang risiko reksadana lain, seperti campuran maupun saham. Sepanjang 2019, kinerja reksadana pendapatan tetap berhasil unggul di antara jenis reksadana lain. Merujuk dari data Infovesta Utama, sepanjang tahun lalu, Infovesta Fixed Income Fund Index 90 – yang menggambarkan rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap –melonjak 10,77%.

Pencapaian yang gemilang dari reksadana pendapatan karena di 2019 pasar obligasi diuntungkan oleh tren penurunan suku bunga acuan. Info saja, pada 2019 lalu, Bank Indonesia 7 day reserve repo rate (BI7-DRRR) turun 100 bps. Makanya, harga obligasi pun merangkak naik. Tak hanya itu, minat investor asing di pasar obligasi juga bertumbuh signifikan hingga menyentuh rekor lebih dari Rp 1.000 triliun.

Di 2020 ini, Yulius Manto, Direktur Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM), memproyeksikan bahwa reksadana pendapatan tetap masih akan menarik. Apalagi dengan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik, kemungkinan stimulus dari fiskal maupun moneter menjadi semakin besar. “Stimulus moneter akan menjadi katalis positif bagi reksadana pendapatan tetap,” katanya.

Setali tiga uang dengan Yulius, Senior Fixed Income Portfolio Manager Samuel Aset Manajemen Herbie Mohede juga mengatakan bahwa reksadana pendapatan tetap masih akan positif. Terutama jika nantinya suku bunga bank sentral dunia dan suku bunga acuan BI 7-DRRR akan berlanjut turun. “Harusnya memberikan support pada pasar. Terutama untuk pasar obligasi,” kata Herbie.

Cuma, kebanyakan dari reksadana pendapatan tetap periode satu tahun yang berkinerja baik ini menyasar korporasi. Nah, seperti apa gambaran produknya sehingga bisa menghasilkan kinerja yang baik? Simak berikut.

  • BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah

Produk ini diluncurkan oleh Bank Nasional Indonesia (BNI) Asset Management pada Agustus 2016. Berdasarkan data Invofesta, dana kelolaan reksadana ini mencapai
Rp 88,68 miliar hingga Desember 2019 dengan return 14,84%. Akan tetapi, Akbar Muslim, Corporate Secretary BNI-AM, tidak dapat membeberkan secara detail terkait reksadana ini. Alasannya, produk

BNI-AM Ardhani Pendapatan Syariah ini komposisinya masih dominan korporasi dibanding dengan ritel, dan belum dipasarkan melalui Aperd rekanan BNI-AM untuk ritel.
Berdasarkan prospektus, reksadana ini akan melakukan investasi dengan komposisi portofolio efek minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 98% (sembilan puluh delapan persen) pada efek pendapatan tetap, termasuk efek bersifat utang/investasi yang meliputi obligasi syariah, transaksi repo yang bersifat syariah serta instrumen pasar uang yang bersifat syariah; minimum 2% (dua persen) dan maksimum 20% (dua puluh persen) pada kas dan/atau yang setara kas.

Nah, jika investor ritel tertarik dengan reksadana pendapatan tetap syariah, saran Akbar, investor bisa memilih Reksadana Pendapatan Tetap Dompet Dhuafa yang diluncurkan sejak 2004 dengan minimal pembelian Rp 100.000.

Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)

  • Batavia Obligasi Bertumbuh

Reksadana pendapatan tetap besutan PT Batavia Prosperindo Asset Management  ini diluncurkan pada 2018 lalu. Berdasarkan data Infovesta, dana kelolaan reksadana ini mencapai Rp 288,91 miliar pada Desember 2019 lalu dengan return 13,06%.

Yulius bilang, yang membuat reksadana ini bisa berkinerja baik karena mempunyai keleluasaan untuk berinvestasi di obligasi negara dan obligasi korporasi. Selain itu, tidak ada batasan jangka waktu obligasi, sehingga secara strategi dapat lebih luwes untuk menyikapi pasar yang berfluktuasi seperti saat ini. Nah, target utama dari produk ini adalah investor korporasi. Makanya, Batavia menjual langsung produk ini tanpa bantuan kanal lain.

Sayangnya, dengan kondisi global yang tidak stabil seperti sekarang ini, Yulius mengakui bahwa hingga saat ini dana kelolaan dari Batavia Obligasi Bertumbuh cenderung flat. AUM relatif flat lantaran adanya profit taking sebagian investor. “Kami harapkan AUM bisa  mencapai Rp 500 miliar (tahun ini),” kata Yulius.

Untuk menggenjot dana kelolaan tersebut, Yulius memaparkan, akan memperkenalkan produk ini ke lebih banyak investor serta menjabarkan strategi yang bisa dilakukan di dalam produk ini. Catatan saja, saat ini portofolio Batavia Obligasi Bertumbuh lebih banyak porsinya di obligasi pemerintah dan sebagian kecil di obligasi korporasi. Untuk menyikapi kondisi ekonomi dunia yang sangat dinamis ini, Yulis bilang, Batavia akan sangat selektif dalam memilih obligasi. “Kami cenderung berinvestasi di obligasi dengan rating yang lebih tinggi serta sebagian besar ada di obligasi pemerintah,” kata Yulius.

  • SAM Sukuk Syariah Berkembang

Reksadana pendapatan tetap racikan PT Samuel Asset Manajement ini diluncurkan pada 2015 lalu. Jika melihat data Infovesta, hingga Desember 2019 lalu dana kelolaannya sudah mencapai Rp 664,43 miliar. Sementara untuk return satu tahun mencapai 15,58%. Herbie menandaskan, produk ini tidak memiliki kekhasan khusus. Dana di reksadana ini diinvestasikan pada sukuk. Nah, karena memperoleh sukuk agak sulit karena jumlahnya tidak banyak, jadi dananya banyak dialokasikan di sukuk pemerintah. “Kebijakan investasinya seperti reksadana pendapatan lain, ya. Tapi kami memang mayoritas di sukuk pemerintah dengan porsi 70%–80%,” kata Herbie.

Seperti halnya dua reksadana yang dibahas sebelumnya, SAM Sukuk Syariah Berkembang ini pun target utamanya menyasar institusi. Bagaimana dengan tahun ini? Herbie menargetkan, di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil ini, SAM Sukuk Syariah Berkembang bisa mencetak hasil investasi 8% hingga akhir tahun. Untuk bisa mencapai return segitu, Herbie menyatakan, Samuel akan lebih selektif dalam mencari sukuk. Terutama mencari sektor-sektor yang punya prospek bagus.  “Dari rating juga, ya, kami batasi untuk rating korporasi AA. Tapi, tetap kami pantau fundamental emitennya,” kata Herbie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Reporter: Francisca Bertha Vistika
Editor: Hendrika
Share :
Artikel Lainnya