Anda Belum Login,
silakan login atau register ?
Login Register
Pilih Edisi
Pilih Edisi
background
Buka Bisnis Kuliner di Zaman Digital
Reksadana Jagoan Penghasil Cuan

background
Pilihan Investasi Fleksibel saat Pasar Fluktuatif
REKSADANA | 21 Mei 2020
Pilihan Investasi Fleksibel saat Pasar Fluktuatif

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang lima tahun yang berakhir Desember 2019 lalu telah menorehkan return positif sebesar 20,52%.

Namun memasuki tahun 2020 IHSG mulai tersungkur dihajar perang dagang Amerika Serikat (AS) versus China sampai dengan merebaknya virus korona di banyak negara, termasuk Indonesia.

Meski demikian, untuk periode lima tahun dari 2014 sampai 2019, IHSG masih bisa bergerak positif.

Tak hanya IHSG yang bisa mencetak return dalam periode lima tahun itu. Produk reksadana campuran di periode yang sama juga berhasil mencetak return meski tak setinggi IHSG.

Merujuk data Infovesta, hasil investasi indeks reksadana campuran lima tahun hanya 12,41%.

“Return reksadana campuran periode lima lebih rendah, karena saham-saham pilihan manager investasi (MI) banyak yang tersungkur di akhir tahun 2019,” kata Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama, kepada KONTAN, Senin (9/3).

Untuk diketahui, indeks reksadana campuran Infovesta memiliki nama Infovesta 90 Balanced Fund Index.

Menurut Wawan, return indeks yang ada di bawah return IHSG itu terjadi karena banyak manager investasi salah strategi memilih portofolio saham.

“Banyak MI gagal menaruh sebagian portofolio di saham. Mereka mengira saham yang mereka pilih akan naik, tapi justru turun,” kata Wawan.

Maka itu, tingkat keuntungan reksadana campuran sepanjang lima tahun tak mampu mengejar return IHSG. Meski demikian, bukan berarti semua reksadana campuran periode lima tahun punya kinerja di bawah IHSG.

Merujuk data Infovesta, ada banyak juga yang memiliki margin di atas rata-rata IHSG – bahkan sampai 74,21%.

Namun, bagaimana tahun depan dan lima tahun yang akan datang? Apakah laba yang dihasilkan masih sama?

Wawan bilang, proyeksi jangka panjang sulit diprediksi. Namun untuk jangka pendek, pasar masih tersulut ekonomi global yang membuat kinerja bursa fluktuatif.

Apalagi pertumbuhan ekonomi melambat akibat virus korona.

Belum cukup, tekanan terbaru datang dari harga minyak dunia yang terpuruk akibat perang dagang yang dilakukan Arab Saudi dengan Rusia.

Sebagaimana kita tahu, ketika komoditas utama minyak turun, pengaruhnya bisa menurunkan harga komoditas unggulan Indonesia termasuk batubara dan juga crude palm oil (CPO).

“Efek ini akan terasa ke Indonesia,” kata Wawan.

Melihat kondisi ini, Wawan menyarankan investor awas memilih produk investasi. Untuk produk reksadana campuran, Wawan menyarankan investor memilih reksadana yang risiko pada sahamnya minimal.

“Pilih produk yang memiliki portofolio saham cukup 20%, deposito 40% dan 40% dalam bentuk pasar uang atau obligasi,” kata Wawan.

Irwanti, Investment Director, PT Schroder Investment Management Indonesia, menilai, dalam kondisi pasar fluktuatif, pilihan reksadana campuran adalah pilihan yang cocok untuk investor.

“Reksadana campuran memiliki fleksibilitas untuk melakukan swing dari kelas aset satu ke kelas aset lainnya sesuai dengan kondisi pasar untuk mengoptimalkan potensi hasil investasi,” kata Irwanti.

Hal senada disampaikan Gema Kumara Darmawan, Investment Strategist & Senior Portfolio Manager Samuel Asset Management (SAM).

Gema bilang, reksadana campuran memiliki prospek lebih baik dari reksadana lain.

“Reksadana campuran memiliki fleksibilitas tinggi dalam mengalokasikan aset investasi baik pada saham, obligasi mau pun pasar uang,” kata Gema.

Sebelum memilih reksadana, ada baiknya kita pelajari bagaimana reksadana campuran jawara meraih return kinclong dalam periode lima tahun terakhir.

Berikut reksadana campuran yang masuk 15 reksadana campuran jawara versi Infovesta:

Shinhan Balance Fund

Reksadana Shinhan Balance Fund merupakan reksadana campuran besutan Shinhan Asset Management Indonesia yang mampu menoreh kinerja terbaik di kelompok reksadana campuran periode 5 tahun versi Infovesta.

Reksadana ini meluncur ke pasar pada 8 Februari 2013 dengan bank kustodian DBS Indonesia.

Merujuk data Infovesta, produk ini meraih return selama lima tahun sebesar 74,21% dan return tahunan sebesar 11,74%.

Sampai akhir tahun 2019, jumlah dana kelolaan atau assets under management (AUM) produk ini mencapai Rp 100,4 miliar.

Merujuk fund fact sheet Februari, reksadana Shinhan Balance Fund ini memiliki komposisi portofolio terbesar pada pasar uang sebesar 61,1%.

Kemudian saham 25,4% dan fixed income sebesar 3,5%. Adapun biaya investasi reksadana ini terdiri dari biaya langganan sebesar 2%, redemption fee 2%, manager investasi 3,5% dan biaya bank kustodian sebesar 0,15%.

Schroder Dana Kombinasi

Reksadana campuran Schroder Dana Kombinasi adalah salah satu dari reksadana besutan dari PT Schroder Investment Management Indonesia.

Merujuk data Infovesta, dari 2014 sampai Desember 2019 atau dalam periode lima tahun, return yang dihasilkan reksadana ini mencapai 39,95% dan return tahunan sebesar 6,95%.

Reksadana Schroder Dana Kombinasi ini meluncur ke publik sejak 24 Desember 2004 dan bisa investasi mulai dari Rp 100.000.

Sampai Februari, dana kelolaan reksadana ini sudah mencapai Rp 1,14 triliun. Reksadana ini mencatat kinerja lebih baik dari indeks karena aktif mengatur portofolio pada saham, surat utang, pasar uang, dan deposito.

“Kami menempatkan portofolio sesuai kondisi perekonomian Indonesia dengan tetap memperhatikan risiko investasi,” kata Irwanti, Investment Director PT Schroder Investment Management Indonesia.

Irwanti menambahkan, Schroder Dana Kombinasi ini cocok bagi investor dengan profil risiko rendah menuju moderat.

Sebab, produk ini mengutamakan stabilitas modal, sehingga cocok bagi yang ingin investasi dalam jangka waktu menengah.

SAM Dana Bersama

Reksadana campuran SAM Dana Bersama termasuk 15 reksadana campuran jawara yang diranking oleh Infovesta periode lima tahun.

Pada periode lima tahun tersebut, SAM Dana Bersama mencatat return 31,88% dengan return tahunan 5,69%.

Adapun tahun 2019 lalu, produk reksadana ini mencatat return 10%, lebih tinggi dibandingkan kinerja rata-rata reksadana campuran sebesar 0,6%.

“Reksadana SAM Dana Bersama cocok bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi lebih dari 3 tahun,” kata Gema Kumara Darmawa, Investment Strategist & Senior Portfolio Manager SAM.

Merujuk fund fact sheet, portofolio dari SAM Dana Berkembang ada di saham, efek pendapatan tetap, dan instrumen pasar uang dengan porsi 1% sampai 79% pada masing-masing sektor penempatan.

Reksadana ini meluncur sejak 5 November 1997. “Reksadana ini cocok untuk investor institusi yang memiliki risiko moderat,” kata Gema.

Karena mengincar investor institusi, reksadana ini menetapkan minimal investasi sebesar Rp 1 miliar. Sampai dengan Desember 2019, dana kelolaan reksadana SAM Dana Bersama tercatat sebesar Rp 189 miliar.

Mandiri Aktif

Reksadana campuran lainnya yang menjadi jawara untuk periode lima tahun adalah Mandiri Aktif besutan Mandiri Manajemen Investasi.

Produk yang meluncur sejak 5 November 2012 ini mencatat return lima tahun 32,97% dan return setahun 6,86%. Hasil investasi reksadana ini masih berada di atas rata-rata indeks reksadana campuran.

Sampai dengan 9 Maret, reksadana Mandiri Aktif menempatkan portofolio di pasar uang, saham, dan obligasi dengan besaran 1% sampai 79%.

Merujuk data Infovesta, dana kelolaan Mandiri Aktif sampai akhir Desember 2019 mencapai Rp 151,37 miliar.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Reporter: Asnil Bambani Amri
Editor: Havid Vebri
Share :
Artikel Lainnya