Anda Belum Login,
silakan login atau register ?
Login Register
Pilih Edisi
Pilih Edisi
background
Buka Bisnis Kuliner di Zaman Digital
Reksadana Jagoan Penghasil Cuan

background
Kiat Mendirikan Toko Sepeda Online
SEPEDA | 13 September 2020
Kiat Mendirikan Toko Sepeda Online

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersepeda. Inilah hobi dan olahraga yang tengah digandrungi masyarakat di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir. Eloknya, di tengah masih merebaknya wabah virus Covid-19 alias korona, masyarakat yang hobi bersepeda justru kian meningkat. Boleh dibilang, saat ini bersepeda telah menjadi bagian dari tren gaya hidup sehat.

Ya, sejak pandemi korona mewabah di Indonesia pada Maret lalu, masyarakat mulai menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga. Salah satunya dengan bersepeda. Selain untuk berolahraga demi meningkatkan imunitas tubuh, bersepeda juga dijadikan sebagai sarana transportasi bagi sejumlah masyarakat di masa pandemi korona.

Contohnya seperti yang dilakukan Rasban Supriyanto, salah satu pehobi bersepeda. Pria berusia 30 tahun itu menuturkan, dalam beberapa bulan terakhir, ia hampir saban hari naik sepeda ketika pergi ke tempat bekerjanya. Kebetulan, tempat bekerja Rasban hanya sekitar 10 kilometer dari rumahnya yang berada di bilangan Cinere, Depok, Jawa Barat.

Rasban mengaku lebih nyaman bersepeda dibandingkan dengan naik transportasi umum atau sepeda motor. "Selain lebih hemat, juga menambah kesehatan tubuh. Makanya saya rutin bersepeda saat pergi bekerja," imbuh ayah satu orang anak yang bekerja di sebuah gerai minimarket tersebut.

Dan, ya itu tadi, bukan hanya Rasban yang keranjingan bersepeda untuk melakukan aktivitas sehari-sehari. Hal serupa juga banyak dilakukan masyarakat lainnya.

Tak heran jika permintaan sepeda di negeri ini kian melonjak. Kondisi ini ditangkap oleh sejumlah pelaku usaha untuk mengail rezeki dari bisnis penjualan sepeda secara online. Apalagi, selama pandemi korona, belanja online memang menjadi salah satu kegiatan pemenuhan kebutuhan yang dipilih banyak orang. Ketika transaksi mereka tidak membutuhkan interaksi sosial secara langsung, sehingga lebih aman.

Salah satu pelaku usaha yang mengadu peruntungannya di bisnis toko sepeda online adalah Haryadi, pemilik toko sepeda www.kedaisepeda.com. Melihat tingginya antusiasme masyarakat, Haryadi pun mencoba menjajakan dagangannya melalui media sosial dan platform e-commerce. Pria berusia 31 tahun itu telah membuka toko sepeda online sejak tahun 2009. Tepatnya ketika ia masih duduk di bangku kuliah.

Haryadi mengaku tertarik membuka toko sepeda online lantaran tren bersepeda terus berambah. "Saya melihat prospek bisnis sepeda cerah untuk ke depannya. Karena ada kebijakan pemerintah, seperti adanya jalur sepeda di jalan Jakarta, juga anjuran berolahraga secara individu di saat masa pandemi Covid-19," kata ayah dua orang anak ini.

Selain itu, lanjut Haryadi, penjualan sepeda lewat kanal daring juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Tidak seperti toko sepeda offline, yang hanya mengandalkan pelanggan dari kawasan sekitar lokasi toko dan pelanggan loyal. "Saya juga melihat ada peluang bagi pelanggan untuk belanja lebih praktis tanpa harus datang ke toko," imbuh dia.

Tak kalah dengan toko offline, penjualan online pun laris manis. Faktanya, kata dia, penjualan sepeda lewat kanal daring terus melonjak. Ini terutama di masa pandemi korona.

Saat ini, Haryadi mengaku, penjualan kedaisepeda.com naik 100% dibanding dengan kondisi normal. Dalam sebulan, kedaisepeda.com bisa menjual sekitar 150200 unit sepeda.

Bukan hanya Haryadi yang melihat potensi besar dari penjualan sepeda secara online. Pandangan serupa juga diungkapkan pengelola toko sepeda online www.serbasepeda.com. Yanto Krisyanto, General Manager Serba Sepeda, bilang, penjualan sepeda lewat online memiliki prospek yang bagus ke depannya seiring semakin banyaknya konsumen yang melek internet.

Menjual sepeda secara online

Yanto menjelaskan, Serba Sepeda mulai menjual beragam aneka sepeda sejak tahun 2012. Kala itu, Serba Sepeda menjual dagangannya di toko offline di Kawasan Jatiwarna, Bekasi. Setahun berselang, karena melihat prospek bisnisnya yang bagus, Serba Sepeda mulai melebarkan jaringan pemasaran lewat kanal daring dengan meluncurkan situs www.serbasepeda.com.

Dus, selain menjual sepeda lewat toko offline, Serba Sepeda juga memasarkan dagangannya via online. "Saat ini kami punya empat toko offline di Bekasi, Cinere, dan Tangerang. Tapi penjualan paling banyak dari kanal online, karena jangkauan pasarnya luas," katanya.

Lewat kanal online, kata Yanto, pihaknya bisa menjaring konsumen baru lantaran jangkauannya luas hingga ke luar daerah. Yanto mengklaim, sejak pertengahan tahun lalu, permintaan sepeda di toko online-nya melonjak drastis. "Permintaan sepeda dari konsumen mulai naik pasca-Lebaran tahun lalu. Di tahun ini, permintaan terus meningkat," imbuhnya.

Yanto menambahkan, selain menjual sepeda di situs perusahaan, pihaknya juga memasarkan dagangannya di berbagai lapak marketplace e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain. Nah, Yanto mengaku, pihaknya sempat kewalahan melayani order pembelian sepeda dari konsumen, baik lewat situs serbasepeda.com maupun platform e-commerce.

Bahkan, kata dia, pihaknya sempat menyetop jalur marketplace online. Alasannya, karyawan Serba Sepeda tidak sanggup melayani permintaan sepeda dari konsumen yang menembus ribuan unit per bulan. Dan, permintaan itu datang bukan hanya dari kawasan Jabodetabek, tapi juga dari berbagai kota besar lainnya di luar Jawa.

Penjualan sepeda lipat

Anda tertarik membuka toko sepeda online? Jika tertarik, ada sejumlah yang perlu Anda perhatikan sebelum memulai usaha. Salah satunya, kata Haryadi, sebelum benar-benar terjun ke bisnis sepeda, apalagi membuka toko sepeda online, Anda terlebih dahulu harus mengerti dan memahami produk sepeda yang akan dijual.

Hal tersebut penting untuk menjelaskan kepada konsumen tentang keunggulan dan kekurangan sebuah unit sepeda, baik yang buatan lokal maupun asing. Bagi Haryadi, menjual barang yang benar-benar dikuasai dan mengerti seluk-beluk bisnisnya akan jauh lebih baik dan menguntungkan ketimbang menjual barang yang tidak dipahaminya.

Selain itu, Anda juga harus mengikuti tren sepeda yang sedang digemari oleh konsumen. Singkatnya, update soal produk terbaru mutlak harus Anda pahami untuk mengedukasi pasar.

Pasalnya, jenis sepeda cukup beragam, dari mulai sepeda untuk balita, anak-anak, dewasa, hingga kalangan profesional. Jenisnya seperti sepeda BMX, sepeda plastik roda tiga untuk balita, sepeda gunung atau MTB yang lazim di gunakan di jalan offroad atau tanah dan berbatu, sepeda onroad atau untuk jalan aspal, dan lain sebagainya.

Anda juga perlu mengetahui model sepeda rakitan. Dengan begitu, konsumen bisa memilih sesukanya bagian atau part-part yang di inginkan untuk membangun sepedanya sendiri. Misalnya frame, gir, setang, jok, hingga ban. Sehingga di pasaran juga terdapat komponen-komponen part tersebut dari berbagai merk, baik lokal atau impor.

Selesai? Belum. Menurut Haryadi, sebelum menjual, Anda juga harus cari tahu harga pasaran di mana banyak penjual toko daringnya. Istilahnya survei harga pasar. Langkah ini perlu dilakukan supaya Anda bisa bersaing dengan para pebisnis toko sepeda online lainnya.

Cari distributor sepeda

Setelah itu, mulailah Anda mencari distributor atau agen yang menjual sepeda secara grosiran. Umumnya, para produsen merek sepeda besar telah menunjuk perwakilan atau agennya untuk memasarkan produknya di setiap kota. Untuk skala toko seperti yang akan kita jalankan cukup dengan membeli dari agen-agennya tersebut.

Adrian, pemilik toko sepeda online Jogja Bike Galery, menimpali, hal yang perlu diperhatikan dalam memasarkan sepeda secara daring adalah tampilan foto produk. "Tampilan foto produk harus menarik. Selain itu, respons untuk tanya jawab dengan konsumen juga harus cepat dan barang yang dijual harus ready stock," papar Adrian.

Adrian mengatakan, ia telah menekuni bisnis sepeda online sejak tahun 2017. Adapun sepeda yang dijual di toko online-nya sebagian besar jenis roadbike dengan harga di kisaran Rp 10 juta hingga Rp 70 juta per unit. Cuma, Adrian mengaku, dalam sebulan ia hanya bisa menjual sepeda lewat online sebanyak dua unit. Konsumennya sebagian besar kalangan pekerja dengan rentang usia 30 tahun sampai 50 tahun.

Mencari mitra ekspedisi atau jasa pengiriman barang juga tak kalah penting. Untuk soal yang satu ini, Lukman Amir, pemilik toko sepeda online Mas Lukman di Bekasi, Jawa Barat, punya tips jitu.

Menurut Lukman, untuk mencari mitra ekspedisi, ada baiknya mencari jasa pengiriman yang tidak menggunakan sistem volume, tapi unit. Sebab, kata Lukman, jika ekspedisi itu menggunakan sistem vlume pada sepeda yang dikirim tentu akan sangat mahal ongkos kirim yang dikenakan kepada konsumen. "Jadi bertanyalah ke ekspedisi terdekat yang akan dijadikan mitra jasa pengiriman," kata dia.

Bukan cuma itu. Anda juga harus mencari jasa ekspedisi pengiriman barang yang memiliki kecepatan pengiriman. Hal mudah yang bisa dilakukan adalah melihat seberapa banyak perusahaan ekspedisi itu memiliki cabang hingga pelosok dan melakukan pengiriman dalam rentang waktu yang dekat. Misalnya, ada ekspedisi yang melakukan pengiriman sehari hanya satu kali, ada juga yang sehari dua kali. Anda bisa menanyakan ini kepada pihak kurirnya.

Pilih pula jasa ekspedisi pengiriman barang yang memiliki layanan tracking resi via online. Biasanya bisa dilakukan melalui website resminya atau via aplikasinya. Tapi pastikan tracking resinya benar-benar real time. Kadang ada yang memang menyediakan fitur tracking tapi pas di-tracking tidak update-update datanya.

Ingat, kalau Anda sampai memilih jasa ekspedisi yang memberikan layanan pengiriman lama, yang kena batunya bukan jasa ekspedisi, tapi bisnis Anda. Begitulah cara pandang kebanyakan pembeli kita, yang masih menganggap urusan pengiriman juga jadi tanggung jawab penjual. Padahal itu sudah kewenangan pihak ekspedisinya.

Jual sepeda bekas lewat online

Tak perlu merogoh kocek yang dalam untuk bisa menjalankan sebuah usaha. Apalagi, jika produk yang kita jual bukan barang baru alias second hand. Nah, jika Anda tertarik membuka toko sepeda online, coba saja Anda memasarkan produk seken ini.

Menurut Lukman Amir, pemilik toko sepeda online Mas Lukman di Bekasi, Jawa Barat, untuk menjual sepeda bekas modalnya terbilang minim. Lukman cerita, saat ia pertama kali membuka toko sepeda online, ia menawarkan produk sepeda second hand yang bekas dipakainya sendiri.

Meski ada embel-embel second hand atau barang bekas, namun soal kualitas jangan dianggap remeh. Dengan sentuhan tangan Lukman, sepeda bekas tersebut bisa dia sulap agar terlihat tetap cantik dan masih berkualitas oke. Maklumlah, selain berjualan, Lukman juga ahli memperbaiki dan merakit ulang sepeda bekas.

Lukman berkisah, ia memulai menjual sepeda di kancah online sekitar lima tahun silam. Saat itu, usianya baru menginjak 13 tahun. Semua berawal dari hobi Lukman bersepeda dan gemar memperbaiki sepeda sendiri.

"Awalnya saya hanya iseng menjual sepeda dari online. Saya menjual sepeda bekas saya yang saya beli seharga Rp 250.000. Sepeda itu lalu saya jual dan saya mendapat untung 100%," kenang Lukman.

Dari situ pula, Lukman akhirnya serius menekuni jual-beli sepeda bekas di kanal online. Kini, Lukman menjual beraneka ragam sepeda bekas dan rakitan untuk kalangan anak-anak hingga dewasa. harga jual sepeda bekasnya ini bervariasi, bergantung jenis dan kondisi sepeda. Tapi, rentang harganya dari Rp 300.000 sampai Rp 7 juta per unit.

Lukman mengaku, dalam sebulan ia bisa menjual sepeda bekas dari kanal online berkisar 15 sampai 30 unit. "Tapi, tergantung pada stok barang dan minat konsumen. Saya hanya mengikuti permintaan pasar," katanya.

Lukman menuturkan, untuk bisa membuka toko sepeda online, khususnya sepeda bekas, modalnya cukup Rp 1 juta. Ini berbeda dengan modal membuka toko sepeda online yang menjual produk baru yang dipasok langsung dari distributor atau pabriknya. Untuk modal menjual sepeda baru, kata Lukman, paling tidak butuh modal awal Rp 100 juta. Pasalnya, sepeda baru banyak jenis tipenya. Selain itu, produknya bukan hanya dipasok dari pabrikan lokal, tapi juga dari luar negeri alias impor.

Tentu, sama halnya menjual sepeda baru, penjual sepeda bekas juga dituntut untuk mengetahui tentang seluk-beluk sepeda dari jenis sampai onderdilnya. Ini penting untuk menumbuhkan rasa kepercayaan konsumen kepada si penjual. "Karena saya menjual sepeda bekas, jika kirim barang tanpa tatap muka, maka saya akan menjelaskan kondisi sepeda secara detail terlebih dahulu sebelum transaksi," ujar Lukman.

Menurut Lukman, prospek bisnis sepeda bekas lewat kanal online juga sangat menjanjikan. Pasalnya, tidak semua pengguna sepeda memiliki dana lebih untuk membeli produk baru.

Salah satu keunggulan menjual sepeda lewat daring, kata Lukman, keuntungan yang didapat dari penjualan produk bisa lebih besar dibandingkan dengan toko offline. "Kita tidak perlu menyewa tempat. Penjualan lewat online sudah mencakup seluruh indonesia dan harga lebih bersaing," ungkapnya.

Namun begitu, Haryadi, pemilik toko sepeda online Kedai Sepeda di Kramat Jati, Jakarta Timur, mengingatkan, ada sejumlah kendala yang harus dihadapi dalam bisnis ini. "Salah satunya banyak modus penipuan yang membuat kita harus bisa membangun kepercayaan konsumen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Reporter: Dikky Setiawan
Editor: Hendrika
Share :
Artikel Lainnya